Tingkatkan Produksi Kedelai Nasional, PTPN XI Tanam Tebu Tumpangsari Kedelai

Guna mendukung program Swasembada pangan nasional, pihak PTPN XI menyiapkan lahan di kabupaten Lumajang seluas 10 hektar.

Lahan seluas hektaran tersebut nantinya untuk program penanaman tumpang sari antara tebu dengan tanaman kedelai atau disingkat dengan nama bule.

Tujuan tumpang sari tersebut karena untuk penguatan Swasembada pangan yang mulai tahun ini harus dikebut dengan berbagai cara salah satunya yaitu program tumpang sari.

Dalam kesempatan tanam perdana tersebut, pihak Direktur PTPN XI Tulus Panduwidjaja juga menjelaskan program penguatan pangan tersebut kebeberapa teman teman dari PTPN Group agar juga melakukan hal yang sama demi penguatan pangan nasional dengan cara manfaatkan lahan seminim mungkin dengan panen berbeda tanaman dilahan yang sama.

” Kami support program PTPN Group yaitu tanam tumpang sari tebu dan kedelai dan kami singkat bule, kami disini menyiapkan 10 hektar lahan demoplot di Lumajang, kita akan evaluasi untuk penyempurnaan dan pendampingan dari fakultas UGM,” kata Tulus Panduwidjaja disela sela tanam perdana bule, Selasa,(26/7/2022).

Tidak hanya itu saja, menurut dirinya program ini memiliki manfaat selain bisa menambah jenis produksi tanaman tebu yang cepat meningkat juga tanaman kedelai untuk memperkaya penyediaan Nitrogen bagi tebu di lahan tersebut.

“Jadi ketika tanaman ini disatukan ada simbiosis mutualisme, karena selain saling menguntungkan dari kedua tanaman tumpang sari tersebut juga buat support swasembada pangan nasional, maka dari itu kami siapkan lahan demoplot Afdeling Genitri Lor 1 kebun Genitrilor Vak 4 seluas total 10 hektar untuk program Bule ini,” terangnya.

Sementara ditempat yang sama, Agus Setiono selaku senior axecutive Vice President Operation PTPN XI menyampaikan.

“Kami tanam ini bertahap hingga akhir Juli, dan Varietas kedelai bernama Dena 1 dipilihkan pihak UGM, karena selain tahan hama juga waktu panen sangat singkat yaitu tiga bulan,” terang Agus Setiono.

Tidak hanya itu saja, Agus setiono juga menjelaskan jika pihak PTPN Group melalui anak usahanya bekerja sama dengan perguruan tinggi yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan juga Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan tebu sekaligus meningkatkan produksi kedelai melalui pilot project tumpang sari (intercropping).

Hal tersebut bertujuan turut memberikan andil meningkatkan produksi kedelai di Indonesia dan khususnya produksi tebu untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi nasional.

Sementara itu, Mahmudi selalu direktur Produksi dan pengembangan Holding perkebunan juga menjelaskan jika, pengembangan komoditas kedelai di lahan tumpang sari akan dikembangkan dengan menambah lahan seluas 15.000 HA di lahan HGU PTPN Group lainnya.

“Tahun depan kami akan tambahkan lahan lagi bagi program tumpang sari ini, selain ini adalah terobosan yang sudah berhasil dilakukan dibeberapa tempat PTPN Group lain,” terang Mahmudi.

Perlu diketahui, jika tanaman tumpang sari itu dilakukan dengan cara luasan lahan dilubangi melingkar 1 meter dan di dalamnya diberikan bibit tebu ukuran 30 centi meter sebanyak 16 batang, dan pas di samping yang biasanya itu dibuat parit dirubah menjadi tanam kedelai dengan jarak 15 centi dengan lebar 40 centi jarak tanam kedelai agar produk kedua tanaman ini cepat tumbuh besar bersama dan panen.(gusti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *